Senin, 23 April 2012

Ilustrasi Musik I LA GALIGO oleh Rahayu Supanggah

April 2011 di Venue, Benteng Fort Rotterdam

Tentang Rahayu Supanggah silahkan ke LINK ini http://www.facebook.com/note.php?saved&&note_id=2110149409327 sepanjang pertunjukan I LA GALIGO meliputi:

1. Dunia Mula-Mula – Beginning of the World (10.30)
2. Mawar Mekar – Flowering Rose (06.54)
3. Kuncup Bunga Karang – Flower Buds (03.18)
4. Perayaan Pada Ada – Celebration of Life (05.20)
5. Pertemuan Pertama – First Meeting (04.11)
6. Turbulence (04.11)
7. Menggantung Asa – Hanging Hope (12.17)
8. Si Burung Pembawa Pesan – The Messenger Bird (06.57)
9. Pra Bumi – Before Earth (14.58)
10. Mimpi oh Tenri – Dream oh Tenri (11.33)
11. Menimba Alam – Discovering Nature (07.11)
12. Cinta Dalam Karung – Love in Disguise (11.02)
13. Menimbang Harga – Weighing The Dignity (03.22)
14. Welenrennge (08.00)
15. Grand Voyage (04.07)
16. Menjelang Fajar – Before Sunrise (05.08)
17. Bertepuk Dalam Kasih – Applaud in Love (08.06)


Video Pertunjukan I La Galigo : http://www.facebook.com/photo.php?v=2105607015770&set=vb.1713388337&type=2&permPage=1

Setelah pentas di Asia, Eropa, Australia dan Amerika Serikat sejak tahun 2004, tahun 2011 lalu, I LA GALIGO "Berlabuh di Makassar"

Sutradara, Desain Panggung, dan Konsep Tata Cahaya ROBERT WILSON
Musik RAHAYU SUPANGGAH,
Teks Dramaturgi RHODA GRAUER
Pengarah Artistik RESTU I. KUSUMANINGRUM
Desainer Kostum Joachim Herzog
Desain Pencahayaan A.J Weissbard
Master Tari Andi Ummu Tunru
Manajer Panggung Sue Jane Stoker
Asisten Manajer Panggung Tinton Prianggoro
Asisten Desain Properti Djanti Soekirno
Pelatih Gerak B. Kristiono Soewardjo, Gentille Andi Lolo
Penanggung Jawab kostum Julie Putri
Tata Rias dan Rambut Martha Tilaar
Kain dan Kostum Bin House Indonesia
Penanggung Jawab Teknis Juli Valda

Produksi Change Performing Arts - ITALIA,
bekerjasama dengan Yayasan Bali Purnati - INDONESIA
Didukung oleh Pemerintah Kota Makassar

ko-produksi oleh
Esplanade - Theatres on the Bay Singapura,
Lincoln Center Festival New York
Het Muziektheater Amsterdam, Forum Universal De Les Cultures Barcelona 2004, Les Nuits De Fourviere Rhône-France, Festival Ravenna Italy

La Galigo battu ri balla'na

Sureq Galigo, atau Galigo, atau disebut juga La Galigo adalah sebuah epik mitos penciptaan dari peradaban Bugis di Sulawesi Selatan (sekarang bagian dari Republik Indonesia) yang ditulis di antara abad ke-13 dan ke-15 dalam bentuk puisi bahasa Bugis kuno, ditulis dalam huruf Lontara kuno Bugis. Puisi ini terdiri dalam sajak bersuku lima dan selain menceritakan kisah asal-usul manusia, juga berfungsi sebagai almanak praktis sehari-hari.

Epik ini dalam masyarakat Bugis berkembang sebagian besar melalui tradisi lisan dan masih dinyanyikan pada kesempatan-kesempatan tradisional Bugis penting. Versi tertulis hikayat ini yang paling awal diawetkan pada abad ke-18, di mana versi-versi yang sebelumnya telah hilang akibat serangga, iklim atau perusakan. Akibatnya, tidak ada versi Galigo yang pasti atau lengkap, namun bagian-bagian yang telah diawetkan berjumlah 6.000 halaman atau 300.000 baris teks, membuatnya menjadi salah satu karya sastra terbesar.

Ada dugaan pula bahwa epik ini mungkin lebih tua dan ditulis sebelum epik Mahabharata dari India. Isinya sebagian terbesar berbentuk puisi yang ditulis dalam bahasa Bugis kuno. Epik ini mengisahkan tentang Sawerigading, seorang pahlawan yang gagah berani dan juga perantau.

La Galigo bukanlah teks sejarah karena isinya penuh dengan mitos dan peristiwa-peristiwa luar biasa. Namun demikian, epik ini tetap memberikan gambaran kepada sejarawan mengenai kebudayaan Bugis sebelum abad ke-14.

Versi bahasa Bugis asli Galigo sekarang hanya dipahami oleh kurang dari 100 orang. Sejauh ini Galigo hanya dapat dibaca dalam versi bahasa Bugis aslinya. Hanya sebagian saja dari Galigo yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, dan tidak ada versi lengkapnya dalam bahasa Inggris yang tersedia. Sebagian manuskrip La Galigo dapat ditemui di perpustakaan-perpustakaan di Eropa, terutama di Perpustakaan Koninklijk Instituut voor Taal- Land- en Volkenkunde Leiden di Belanda. Terdapat juga 600 muka surat tentang epik ini di Yayasan Kebudayaan Sulawesi Selatan dan Tenggara, dan jumlah muka surat yang tersimpan di Eropa dan di yayasan ini adalah 6000, tidak termasuk simpanan pribadi pemilik lain.

Hikayat La Galigo telah menjadi dikenal di khalayak internasional secara luas setelah diadaptasi dalam pertunjukan teater I La Galigo oleh Robert Wilson, sutradara asal Amerika Serikat, yang mulai dipertunjukkan secara internasional sejak tahun 2004.

Atl Lisan (Asosiasi Tradisi Lisan)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar